A.
pengertian pacaran
Pacaran dalam bahasa indonesia berasal dari kata dasar “
pacar “, yang mendapat akhiran ‘an’. Sedangkan pengertian pacaran dalam kamus
besar bahasa indonesia, yaitu [1] pacar: teman lawan jenis yang tetap dan
memiliki hubungan berdasarkan cinta kasih; kekasih, [2] berpacaran berarti
bercintaan dan berkasih-kasihan; dan [3] memacari berarti menjadikan sebagai
pacar; mengencani. Dalam konteks ini, pacar dapat diartikan sebagai teman lawan
jenis yang tetap dan memiliki hubungan batin, baik untuk menjadi kekasih
selamaya (tunangan) maupun menjadi kekasih secara alami.
Dalam
praktiknya, istilah antara pacaran dan tunangan sering dirangkai menjadi satu.
Pada umumnya para muda-mudi yang sedang pacaran, jika ada kecocokan keduanya
secara lahir dan batin, dilanjutkan dengan tunangan.dengan demikian, pacaran
dapat diartikan sebuah proses mengenal pribadi masing- masing untuk saling
mengenal (ta’aruf) baik bertujuan untuk melangsungkan pernikahan maupun
lainya. Dalam al-qur’an dijelaskan bahwa manusia dijadikan berpasang-pasangan
untuk saling mengenal (lita’arufu). Tentu saling mengenal ini, tidak
boleh bertentangan dengan ketentuan syari’ah. Sebab, kebebasan dalam islam
terikat dengan ketentun Al-Qur’an Dan Hadist Nabi.[1]
B. Hukum Pacaran dalam islam
Dalam
fiqh, tidak satu perbuatan manusia yang memiliki kepantasan menyandang hukum (taklif)
tidak berdasarkan hukum tuhan (god law).salah satu taklif (beban
syariah) adalah adanya kemampuan yang dapat dilakukan oleh orang baligh dan
berkal secara rill. Dalam hal ini, cinta merupakan perbuatan hati yang tidak
terelakan, sehingga keberadaanya tidak dapat mampu dilakukan. Namun demikian, cinta
dapat menjadi sebuah status hukum jika berbentuk perbuatan yang rill. Menurut
Abd al- Wahhab Khallaf (1978:130-131), tidak sah secara syar’i beban taklif
terhadap manusia dengan masalah yang bersifat insting dan tidak ada usaha dan
ikhtiar bagi manusia, seperti merahnya wajah ketika malu, cinta, marah,
khawatir, dan senang. Hal itu terjadi di luat dari kempuan manusia. Namun,
perwujudan cinta dalam pandangan hukum islam adalah memiliki konsekuensi hukum,
sebagai berikut:
A. Cinta Wajib Diwujudkan
Allah SWT merupakan sang pencipta alam ini,
maka wajib bagi manusia mencintai-Nya. Mencintai Allah SWT merupakan bentuk
syukur, dimana manusia sebagai makhluk yang diberi amanah untuk mengelola dunia
ini. Tanpa dorongan kecintaan Allah SWT kepada manusia, mustahil manusia
diciptakan sebagai makhluk yang paling mulia. Akibatnya, tidak ada satu pun
yang patut dicintainya melebihi cinta kepada Allah SWT. Begitu juga kita wajib
mencintai Nabi Muhammad SAW, karena diutus kedunia ini sebagai pembawa risalah dan
penerang zaman jahiliyah. Nabi SAW menyatakan bahwa barang siapa yang mencintai
dirinya, maka nanti akan bersamanya di surga. Dalam hal ini, ulama tafsir
menyatakan
قوله تعالى قل ان كنتم تحبون الله فا تبعوني دلت علي ان
محبة ا لله ثعالى التي واجبة اجماعا مستلزما لمتابعة الرسول صلى الله عليه وسلم
ولازم الواجب واجب فمتابعته واجبة
Artinya : “ Firman Allah ‘jika kamu sekalian mencintai
Allah, maka ikutilah aku’ menunjukkan bahwa cinta kepada Allah wajib menurut
kesepakatan ulama yang harus mengikuti Nabi SAW. Kepastian kewajiban adalah
wajib, maha mengikutinya juga adalah wajib.”
Cinta
kepada Allah SWT akan memperoleh pertolongan dari-Nya baik di dunia maupun
diakhirat kelak. Tentu, kecintaan ini harus dipraktikan beruapa perbuatan,
seperti ibadah. Sebab, hakikat cinta adalah pengabdian dan ketaatan. Allah SWT
befirman dalam hadist qudsi “ jika dia (hamba-ku) mendekat kepadaku
sejengkal, maka aku akan mendekat kepadanya sedepa. Jika ia mendekat kepada- Ku
dengan berjalan sedepa, aku akan endekatinya sehasta, jika ia datang kepada-Ku
dengan bejalan, aku akan datang kepada-Ku dengan berjalan, aku akan datang
kepadanya dengan berlari.”
Dalam
islam, cinta paling tinggi ialah kecintaan orang yang beriaman kepada Allah SWT
dan Nabi SAW. Adapun bentuk cinta yang dimaksud di sini harus di wujudkan dalam
melaksanakan segala perintah dan larangan yang telah ditetapkan melalui
al-Qur’an dan hadist. Hal ini merupakan bentuk pengabdian dan pengagungan.
Dalam kontek ini, cinta ini di namakan cinta pengagungan (ta’dlimiyah).
Sebab, Allah SWT dan Nabi SAW adalah sangat pantas untuk diagungkan. Cinta ini
berdasarkan firman Allah SWT, yaitu:
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَخِذُ مِنْ دُوْنِ اللهِ اأنْدَادًا يُحِبُوْنِهَمْ كَحُبِّ
اللهِ وَالَّذِيْنَ اَمَنُوْا اَشَدُ حُبٌا للهِ وَلَوْ يَرَى الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا
اِذْ يَرَوْنَ اْلعَذَابُ اَنَّ اْلقُوَّةُ للهِ جَمِيْعًا وَاَنَّ اللهَ شَدِيْدٌ
اْلعَذَابِ
Artinya : “ Dan diantara manusia ada orang-orang yang
menyembah tandingan-tandingan selain Allah ; mereka mencintainya sebagaimana
mereka mencintai Allah.adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada
Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui
ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan
Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscya mereka menyesal).(QS.al-baqarah:165)
قُلْ اِنْ كُنْتُمْ
تُحِبُّوْنَ اللهَ فَا تَّبِعُوْنِي يُحْبِبْكُمْ اللهُ وَيَغْفِرُلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ
وَاللهُ غَفُوْرُ رَحِيْمُ
Artinya : “Katakanlah: “jika kamu ( benar- benar )
mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni
dosa-dosamu.”Allah maha pengampun lagi maha penyayang.”(QS.ali imran:31)
Al-
Ghazali menyatakan bahwa cinta kepada Allah SWT berarti tidak ada satu pun yang
pantas disembah, kecuali Allah SWT. Cinta kepada selain Allah SWT akan
mengalahkan cinta kepada yang lain. Dalam hal ini, Ibn Taimiyah berkata:
كُلَّمَا قَوَيَتْ
مُحَيَّةُ اْلعَبْدُ لِمَوْلاَهُ صَغُرَتْ عِنْدَهُ اْلمَحْبُوْبَاتُ وَقَّلَتْ وَكُلَّمَا
ضَعُفَتْ كَثُرَتْ مَحْبُوْبَاتُهُ وَانْتَشَرَتْ
Artinya: “Semakin kuat cinta seorang hamba kepada
tuhanya,maka semakin kecil di sisinya sesuatu yang dicintainya, semakin lemah
cintanya hamba kepada tuhannya, maka semakin besar dan tersebar apa yang
dicintainya.”
As-Sarakhi dari mazhab Hanafiyyah dalam kitab al-Mabsut, berpendapat
bahwa orang islam wajib mencintai Nabi SAW, sebagai berikut:
يَنْثَغِي لِكُلِّ مُسْلِمٍ اَنْ يَكُوْنَ فْي مُحَبَّةُ رَسُوْلُ
اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِهَذِهِ الصِّفَةِ فَيَكُوْنَ رَسُوْلُ
اللهِ صَلىَ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اَحَبَّ اِلَيْهِ مِنْ نَفْسِهِ وَاَهْلِهِ
وَوَلِدِهِ وَمَالِهِ لاَّنِهُ بِهِ نَالَ العِزَّ فِي الدُنْيَا وَالنَّجَاةُ فِي
اْلاَخِرَةُ
Artinya:” Sepantasnya bagi setiap orang islam
mencintai Nabi SAW dengan sifat ini, Nabi SAW adalah harus lebih dicintai
daripada dirinya, anaknya, dan hartanya. Sebab, dengan ini akan memperoleh
keagungan didunia dan keselamatan diakhirat kelak.”.
Cinta
sering mengantarkan pada sesuatu yang tidak masuk akal (irasional),
sebagaimana dialami oleh umar bin Khatab. Umar pernah bersumpah pada batu hajar
aswad,”Demi Allah saya tahu bahwa kamu adalah batu yang tidak membawa bahaya
dan manfaat, seandainya saya tidak melihat Nabi SAW menciummu, niscya saya
tidak menciummu.” Namun, umar melakukannya sekalipun tidak masuk akal, karena
semata-mata taat kepada Nabi SAW sebagai simbol ekspresi kecintaan yang
mendalam terhadap Nabi SAW. Oleh karena itu, ulama fiqih merumuskan sebuah
kaidah:
اَلْعِبَادَاتُ
مَبْنَاهَا عَلىَ الَّتوْفِيقِ
Artinya: “Pada prinsipnya ibadah adalah menunggu
petunjuk langsung.”
Kecintaan kepada Nabi SAW adalah bukan hanya bersifat verbal saja,bahkan
menggunakan namanya bagi anak yang baru lahir akan dijamin masuk surga. Menuru
mazhab Syari’fiyah, perwujudan cinta kepada Nabi SAW dapat juga memuliakan
namanya sebagai bentuk pengagungan. Dalam perspektif fiqih, memberi nama
muhammad adalah sunnah sebagai lambang kecintaan kepada Nabi SAW, sebagaimana
dalam hadist Nabi SAW:
من ولد له
مولود فسماه محمدا حبا لي وتبركا باسمي كان هو ومولوده في الجنة
Artinya: “ Barangsiapa yang memiliki anak yang baru
lahir kemudian diberi nama Muhammad karena cinta padaku dan cari berkah dengan
namaku, maka ia dan anaknya akan masuk surga.”
Bahkan kecintaan kepada Allah SWT dan Nabi SAW dapat mengantarkan
tingkatan fana’ (binasa), sebagaimana perkataan ulama di bawah ini:
يا من فنى في
محبة الله ورسوله حتى بلغ اقصى مراتب الفناء, يا من انزل الله في حقك ثا ني اثنين
اذ هما في الغار اذ يقول لصاحبه لاتحزن ان الله معنا
Artinya: “Wahai orang yang binasa dalam cinta kepada
Allah dan utusan-Nya sehingga pada puncak tingkatan binasa. Wahai orang yang ditturunkan
oleh Allah dalam hakmu :” ketika keduanya ( Nabi dan Abu Bakar) dalam
gua ketika Nabi berkata pada sahabatnya (Abu Bakar), janganlah kamu khawatir
sesungguhnya Allah bersama kita.”
Hasan
bin Tsabit, seorang penyair pada zaman jahiliyyah dan zaman Nabi, pernah
melantunkan syair yang menunjukkan kecintaan kepada Nabi SAW:
وَكَفَى بِنَا فَضْلاً عَلىَ مَنْ غَيْرِناَ
حُبُّ النَبِيُّ مُحَمَّدٍ اِيَّا
نَا
Artinya:”Cukup bagi kami keutamaan atas orang selain
kami, kecintaan Nabi Muhammad kepada kami.”
Secara
manusiawi, Nabi SAW juga senang dipuji, karena pujian baginya tidak akan
berpengaruh pada membnaggakan dirinya. Para sahabat Nabi SAW seringkali
mengungkapkan pujian dengan beraneka ragam syair,diantaranya Hassan bin Tsabit,
Abdullah bin Rawahah, dan Ka’ab bin Zuhair. Ka’ab yang sebelimnya mencaci Nabi
SAW, akhirnya berbalik memuji Nabi SAW yang terkenal dengna syairmya yang
terkenal”banat su’ad”, yaitu:
با نت سعا د فقلبي اليوم متبول
متيم إثرها لم يفد مكبول
ان الرسول لسيف يستضا ء به
مهند
بسيف من سيوف الله مسلول
Artinya:”Telah nyata suatu keberuntungan, maka hatiku
sekarang ini binasa. Orang yang bermaksud setelah itu tidak mengutus utusan
yang terbelunggu. Sesungguhnya Rasul niscaya bersinar pandangnya, orang yang
mencelanya akan terhunus pedang dari pedang-pedang Allah.”
Dari
paparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa cinta yang wajib dan sunnah
diwujudkan merupakan cinta suci sesuai dengna prinsip-prinsip doktrin islam.cinta
disini dalam pandangan agama adalah baik sekali. Dunia ini penuh cinta, baik
cinta terhadap sesuatu yang konkret maupun abstrak. Semua manusia pasti
mengalami cinta, tidak terkecuali orang yang dekat kepada Allah SWT. Karena
itu, cinta harus diarahkan kepada sesuatu yang positif, sehingga cinta menjadi
sakral baik secara moral maupun agama.Al-Hasan al-Bashri berkata, “dunia adalah
tempat yang nikmat bagi orang yang beriman. Ia beramal sedikit, tetapi dapat
menjadi bekal menuju surga. Dunia adalah tempat yang paling buruk bagi orang
yang kafir dan munafik, dimana pada malam hari hanya diisi maksiat dan menjadi
bekal baginya menuju api neraka.”
B. Cinta Haram Diwujudkan
Cinta
dalam pandangan hukum islam tidak memiliki konsekuensi hukum, tetapi cinta
berimplikasi hukum dalam bentuk perwujudan. Dalam hal ini, perwujudan cinta adalah
haram sebagaimana berikut di bawah ini:
1. Cinta kepada pasangan orang lain, baik berupa pinangan
orang lain maupun istri orang lain. Hal ini akan menimbulkan kerusakan yang
mendalam. Sebab, kerusakan keluarga orang lain akan berakibat pada masalah yang
krusial dan serius. Kitab taurat menegaskan,”jangan melakukan selingkuh yang
bukan pasangannya”. Dalam hal ini, cinta kepada pasangan orang lain termasuk
sikap agresi. Myers (2009) menjelaskan bahwa agresi merupakan prilaku fisik
maupun verbal yang disengaja maupun tidak disengaja tetapi memiliki maksud
untuk menyakiti, menghancurkan dan merugikan orang lain yang diniatkan untuk
melukai objek yang menjadi sasaran agresi.
2. Cinta kepada sesama jenis. Cinta sejenis merupakan
larangan agama, karena akan menimbulkan perbuatan yang dilarang oleh agama,
seperti kasus kaum Nabi Luth yang akhirnya dihancurkan oleh Allah SWT. Cinta
sejenis juga termasuk perbuatan yang tidak sesuai dengan fitrah manusia, bahkan
dapat mengantarkan pada hilangnya lembaga perkawinan. Tanpa perkawinan,
kehidupan ini akan binasa, karena tidak terjadinya keturunan. Sementara menjaga
keturunan (hifd an-nasl) termasuk prinsip agama yang lima (al-kulliyah
al-khamsah).
3. Mencintai makhluk sebagai barang suci, seperti
menyembah patung. Hal ini termasuk perbuatan syirik.
4. Menjalin tali kasih kepada musuh-musuh Allah bukan
berdasarkan strategi untuk berdakwah, bahkan dapat merugikan umat islam. Tentu
menjalin hubungan dengan mereka akan menimbulakn kelemahan islam. Namun, jika
menjalin dengan mereka tanpa berdampak negatif, maka dibenarkan oleh islam,
seperti nabi SAW pernah memiliki hubungan dengan orang yahudi.
5. Mengumbar syahwat yang bertentangan dengan ketentuan
hukum-hukum Allah, seperti pergaulan bebas, perzinaan dan sebagainya. Hassan
Hanafi menyatakan bahwa mendahulukan yang boleh dari sesuatu yang diharamkan
adalah lebih utama (“taqdim al-mubahat min al-muharamat huwa afdlal).
6. Mencintai ayah, ibu, anak, istri,suami,dan keluarga
melebihi cinta kepada Allah SWT dan para Nabi. Sebab, menurut al-Ghazali cinta
kepada Allah SWT merupakan tujuan yang paling tinggi:
فإن المحبة لله هي الغا يه القصوى من المقا ما ت و الذروة العليا من
الدرجات
Artinya:” Sesungguhnya cinta kepada Allah merupakan
puncak tingkatan yang tertinggi”.
Dalam
kalangan ulama fiqih, mencintai istri yang melampui cinta kepada Allah SWT
tidak menyebabkan kafir, jika cintanya berkaitan dengan syahwat belaka. Namun,
sebaliknya jika ada unsur ketaatan, maka hukumnya kafir sebagaimana pendapat
Mazhab Hanafiyah dalam kitab al-Mabsuth:
ولا يكفر ان قال امرأة أحب إلي من الله إن أراد محبة الشهوة
وإن أراد محبة الطاعة كفر
Artinya:” Tidaklah kafir orang yang mengatakan bahwa
istriku lebih kucintai daripada Allah jika ia bermaksud cinta syahwat, tetapi
jika bermaksud cinta karena taat, maka ia sungguh kafir.”
Pada prinsipnya, cinta harus diarahkan pada
perbuatan yang positif. Artinya, cinta harus memiliki orientasi kemaslahatan,
sehingga memiliki nilai yang luhur (sakral) sebagai tujuan hukum islam, ibn
Taimiyah berkata:
قَدْ تَكُوْنُ اَلْحَرَكَةُ وَاْلمَحَبَّةُ فِيْهَا فَسَادٌ
إِنْ لَمْ يَكُنْ الشُّعُورَ وَاْلأَدْرَاكُ صَحِيْحًا
Artinya:” Kadangkala gerakan dan cinta berdampak
negatif, jika tidak dibarengi dengan perasaan yang baik.”
Hukum
cinta merupaka hukum klasik. Pada Zaman Nabi Musa telah tertulis dalam kitab
tertulis dalam kitab taurat bahwa ada sepuluh hukum cinta, yaitu:
1.
Jangan ada padamu pacar lain dihadapanku.
2.
Jangan membuat bagimu cinta lain
3.
Jangan menyebut nama mantanmu atau istrimu dengan
sembarangan
4.
Ingat dan rayakanlah malam minggu
5.
Hormatilah calon mertuamu
6.
Jangan membunuh cinta yang ada padamu
7.
Jangan mencuri cinta lain yang dimiliki
8.
Jangan ada rahasia maupun kata dusta kepada pasangan
9.
Jangan melakukan selingkuh yang bukan pasangan
10. Jangan berjanji
apbila tidak bisa ditepati
C. Cinta Makruh
Diwujudkan
perwujudan cinta menjadi makruh, jika
mencintai seseorang secara berlebihan. Makruh sendiri merupakan hukum yang
menganjurkan kita untuk lebih baik tidak melakukannya, walaupun jika
melakukannya sebenarnya tidak apa-apa. Jadi, ketika kita mencintai seseorang
itu secara berlebihan, sebenarnya tidak apa-apa, tetapi lebih baik tidak. Oleh
karena itu, cintailah seseorang dengan sewajarnya. Segala sesuatu berlebihan
adalah buruk, sebagaimana kaidah fiqih yang dikatakan oleh al-Ghazali:
كلما جاوز الامر حده انعكس الى ضده
Artinya:” Setiap
sesuatu yang melampui pada batasnya, maka akan terjadi sebaliknya”.(al-Hariri,
1998:102).
Termasuk
cinta makruh adalah cintanya Abdurrahman kepada Laila al-jurdi. Cintanya
Abdurrahman adalah sangat berlebihan, sehingga ia melupakan istri-istrinya.
Dalam hal ini, Umar bin Khattab merasa kasihan kepadanya. Oleh karena itu,
ketika Umar mengutus pasukan perang untuk menaklukkan negri Syam, ia berpesan
kepada panglmanya,”jika Laila binti al- judi termasuk salah satu tawanan, maka
berikanlah kepada Abdurrahman.” Namun, pada akhirnya cinta Abdurrahmna sudah
memudar, bahkan sirna. Abdurrahman tidak lagi mencintai laila dan sudah
bersikap kasar kepadanya. Akhirnya, Laila mengadukan sikap suaminya kepada Siti
Aisyah dan seketika itu pula ‘Aisyah mnegur saudaranya dengan memberi dua
pilihan, yaitu:
يا عبد الرحمن لقد أحببت ليلى و أفطرت, و أبغتها فأفرطت, فإما أن تنصفها وإما
أن تجهزها إلى اهلها فجهرها إلى أهلها
Artinya:” Wahai Adurrahman, kamu dahulu
telah mencintai Laila dan berlebihan. Sekarang kamu membencinya dengan sikap
berlebihan pila. Maka, pilihlah apakah kamu dapat berbuat adil padanya atau
kamu mengembalikanya kepada keluarganya.”
Dari paparan terserbut, dapat
disimpulkan bahwa bentuk perwujudan cinta yang haram dan makruh adalah
bertentangan dengan nilai-nilai islam. Dengan demikian, cinta disini telah
ternodai oleh hawa nafsu, dimana hawa nafsu selalu mendorong pada perbuatan
yang buruk. Padahal, prinsip cinta yang berasal dari pemberian Allah (madad
illahi) telah bergeser menjadi kunkungna setan. Karena itu, cinta yang
diarahkan kepada sesuatu yang negatif adalah menjadi profan. Profan disini
adalah cinta bersifat duniawi yang jauh dari nilai-nilai agama, karena telah
terkotori oleh tangan-tangan jahil. Akibatnya, perwujudan cinta ini
mengantarkan pada murka Allah SWT. [2]
Apakah pacaran itu dosa ?
Dalam hadist mengatakan:”janganlah seorang lelaki berdua-duan dengan seorang
perempuan yang bukan mahramnya. Dan janganlah seorang wanita keluar dengan
seorang lelaki kecuali ditemani mahramnya.”(HR.Al- Bukhari dan Muslim).
Prtanyaanya,apakah pacaran itu tidak berdua-duan ? keduanya, ada sebuah hadist
yang sangat layak untuk di baca,” sungguh, jika salah seorang daripada kamu
ditusuk dengan jarum besi yang menyala, itu masih lebih baik daripada kamu
menyentuh perempuan ynag tidak halal bagimu.”(HR. At-Thabrani dan Al-
Bahaiqi). Pertanyaannya sekali lagi, apakah dalam berpacaran tidak ada
saling menyentuh ?
Alangkan
indahnya bila kita mengisi hari-hari kita dengan pahala. Memperbaiki diri
dengan amalan sunnah Nabi. Mumpung masih muda,masih kuat dan masih penuh dengan
semangat. Dan langkah menyesalnya bisa ternyata di masa muda, kita justru
mengumpulkan dosa.sesikit demi sedikit, hingga lambat daun menjadi
bukit. Kita berlindung kepada Allah SWT dari hal semacam ini.
C.
Pengertian Konsentrasi
Dalam kamus besar bahasa indonesia (KBBI), konsentrasi
adalah 1. Pemusatan perhatian atau pikiran pada suatu hal, 2. Pemusatan tenaga,
kekuatan, pasukan, dan sebagainya
disuatu tempat : ada pasukan di daerah perbatasan,3. Pemusatan beberapa
penerbitan di satu kekuasaan,4. Kim persentase kandungan bahan didalam satu
larutan.
Hidup
ini adalah pilihan. Hanya saja setiap pilihan pasti ada konsekuensinya. Tidak
sembarangan. Harus dipikir masak-masak. Di pikirkan dengan pikiran yang jernih
dan logika yang masuk akal. Jangan sampai salah memilih, karena akibat dari
pilihan yang salah juga sangat menakutkan. Namun, pilihanya benar, maka
hasilnya akan sangat membahagiakan. Pelajaran di sekolah jelas membutuhkan
perhatian yang besar. Belajar merupakan tugas wajib seorang pelajar. Pelajaran
sekolah yang sedemikian banyaknya tentu saja tidak mudah bisa dikuasai. Karena
dimana-mana pelajar seharusnya pusing memikirkan nilainya bagaimana agar bagus
dan menyenagkan. Tetapi sebagian besar remaja sekarang justru lebih sibuk
memikirkan pacar pujaan.
Nilai bagus, siapa yang tidak
ingin. Semuanya pengena berprestasi, membawa nama sekolah dan dikenal sebagai
siswa yang pintar. Tetapi, posisi ini tidak mudah didapatkan. Karena dibutuhkan
kerja keras, belajar ynag tekun dan rajin mengulang pelajaran yang sudah
diberikan. Menambah waktu belajar, ikut kursus tambahan, mendatangkan guru les
ke rumah dan persiapan-persiapan lainnya. Harus suka baca buku, suka diskusi,
suka dengan hal yang baru, yang akan merangsang pikiran untuk maju. Tentu saja
segala persiapan ini tidak bisa disambil. Apalagi disambi dengan berpacaran.
Keduanya adalah dua keping mata uang yang berbeda. Prestasi harus didahulukan
tetapi sang pacar pasti dan pasti akan selalu meminta perhatian. [3]
D. Tips Berkonsentrasi
Dalam Belajar
1. Sukailah pelajaran
tersebut
Menyukai
pelajaran adalah hal pertama yang harus dilakukan karena hal ini merupakan inti
dari kensentrasi, anggap dan bawa ke alam bahwa pelajaran itu menyenangkan dan
mengasyikan.
2. Anggaplah pelajaran
itu jaminan masa depan
Jadilah
kritis saat pelajaran dimulai, janganlah segan bertanya kepada guru jikalau ada
hal yang tidak dipahami dan singkirkanlah hal-hal yang mengganggu konsentrasi
seperti melamun,mengobrol,dan lain-lain.
3. Mengkonsumsi
makanan yang sehat
Makanlah
yang mengandung kaya akan antioksida seperti buah-buahan,sayur-sayuran,dan
lainnya.
4. Jangan terlalu
lelah
Hindari
aktifitas yang berlebihan yang bisa mengganggu dalam pembelajaran, jika terlalu
lelah berlebihan maka akibatnya akan mengantuk dan tidak akan konsentrasi
terhadap materi yang diberikan guru.
5. Hindari gangguan
kecil saat belajar
Gangguan-gangguan kecil bisa mengakibatkan ketidak konsentrasian dalam
belajar seperti mengobrol,pulpen tertinggal,menahan buang air. Hal ini bisa
mengakibatkan kita tidak fokus terhadap pengajar yang memberikan materi yang
disampaikan.[4]
Pada masa
remaja berkembang “social cognition”, yaitu kemampuan untuk memahami orang
lain. Remaja memahami orang lain sebagai individu yang unik, baik menyangkut
sifat-sifat pribadi, minat nila-nilai maupun perasaanya. Pemahamannya ini,
mendorong remaja untuk menjalin hubungan sosial yang lebih akrab dengan mereka
(terutama teman sebaya), baik melalui jalinan persahabatan maupun percintaan (pacaran).[5]
The Casino Queen City | JT Hub
BalasHapusThe Casino Queen City has 대구광역 출장샵 been thrilling guests since 1998, making it the largest 양주 출장안마 casino 영천 출장샵 in the world. The hotel 춘천 출장안마 is just 남양주 출장안마 five minutes from Rating: 4.4 · 127 reviews