Kamis, 24 November 2016

Pengertian Sedekah




A.     Pengertian Sedekah
Sedekah adalah apa yang kamu sedekahkan kepada orang fapir karena Allah. Kata sedekah berasal dari bahasa Arab, yaitu shadaqah yang berarti suatu pemberian yang diberikan oleh seorang Muslim kepada orang lain secara spontan dan sukarela tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu. Juga berarti suatu pembrian yang diberikan oleh seseorang sebagai kebajikan yang mengharap ridha Allah dan pahala semata.
 Sedakah dalam pengertian di atas oleh para ahli fikih disebut shadaqah at-tatawwu’ (sedekah secara sepontan dan sukarela).
Di dalam Al-Qur’an banyak sekali Ayat yang menganjurkan kaum Muslimin untuk senantiasa memberikan sedekah. Diantaranya yaitu:
لا خَيْرَ فِي كَثِيرٍ مِنْ نَجْوَاهُمْ إِلا مَنْ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوْ مَعْرُوفٍ أَوْ إِصْلاحٍ بَيْنَ النَّاسِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ ابْتِغَاءَ مَرْضَاةِ اللَّهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا (١١٤)
        ”tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat makruf atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barang siapa yang berbuat demikian karna mencari keridhaan Allah, maka kelak kami akan memberi kepadanya pahala yang besar. “ (An-nisa’: 114). Hadits yang menganjurkan sedekah juga tidak sedikit jumlahnya.
Para ahli fikih sepakat bahwa hukum sedekah pada dasarnya adalah sunnah, berpahala bila dilakukan dan tidak berdosa jika ditinggalkan. Di samping sunnah, ada kalanya hukum sedekah menjadi haram, yaitu dalam kasus seseorang yang bersedekah mengetahui pasti bahwa orang yang bakal menerima sedekah tersebut akan menggunakan harta sedekah untuk kemaksiatan. Ada kalanya juga hukum sedekah berubah menjadi wajib, yaitu ketika seseorang bertemu dengan orang lain yang sedang kelaparan hingga dapat mengancam keselamatan jiwanya, sementara dia mempunyai makanan yang lebih dari apa yang diperlukan saat itu. Hukum sedekah juga menjadi wajib jika seseoerang bernazar hendak bersedekah kepada seseorang atau lembaga. [1]
Sedekah seringkali kita anggap dalam bahasa sederhananya sebagai memberikan sesuatu yang kita punya kepada orang lain tanpa mengharapkan balasan apapun dan biasanya sedekah berasal dari kelebihan harta yang kita miliki. Belakangan ini semarak sedekah mulai bergema kuat di tanah air, menyusul munculnya ustadz Yusuf Mansur sebagai ustadz.
 Yang diidentikan dengan sedekah. Bukan hanya  dari sisi agamanya, namun juga para pembisnis di era modern ini, tak kalah hebatnya dalam mempropagandakan sedekah. Bahkan, orang-orang sukses yang tergolong non-muslim sekalipun. Hanya dengan bahasa lain, mereka menyebutnya sebagai “the power of giving”, berbagii, memberi, dan sebagainya. Bahkan, sering kali berbagi kepada orang lain, disebut-sebut sebagai salah satu kunci sukses. Dan, luar biasanya hal ini dijalankan oleh orang-orang yang secara prinsip jauh dari Islam.
Bukankah ini sebuah fenomena yang menarik?  Artinya, tentu sangat menggembirakan. Sedekah dapat diterima secara umum dalam berbagai cara pandang hidup. [2]
 Perbedaan Antara Zakat, Infak, dan Sedekah
             Zakat adalah nama bagi sejumlah harta tertentu yang telah mencapai syarat tertentu yang diwajibkan oleh Allah untuk dikeluarkan dan diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan persyaratan tertentu pula. Setiap harta yang sudah dikeluarkan zakatnya akan menjadi suci, bersih, baik, berkah, tumbuh, dan berkembang.
Infak berarti mengeluarkan sebagian dari harta, pendapatan atau penghasilan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan ajaran islam. Jika zakat nisabnya, infak tidak mengenal nisab. Jika zakat harus diberikan kepada mustahik tertentu (8 golongan yang berhak menerima) maka infak boleh diberikan kepada siapa punjuga, misalnya untuk kedua orang tua, anak yatim, dan sebagainya. Ditambah lagi, infak dikeluarkan oleh setiap orang yang beriman, baik yang berpenghasilan tinggi maupun rendah, baik di saat lapang maupun sempit.
Pengertian sedekah sama dengan pengertian infak, termasuk juga hukum dan ketentuan-ketentuannya. Hanya saja, jika infak berkaitan dengan materi, sedekah memiliki arti yang lebih luas, menyangkut hal yang bersipat non materi. Hal ini sebagaimana hadits riwayat Muslim yang menyatakan bahwa jika tidak mampu bersedekah dengan harta maka membaca tasbih, takbir, tahmid, tahlil, berhubungan suami-istri, dan melakukan amar makruf nahi mungkar adalah sedekah.
Seringkali kata-kata sedekah dipergunakan dalam Al-Qur’an, tetapi maksud sesengguhnya adalah zakat. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an:
إِنَّمَا الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِينِ وَالْعَامِلِينَ عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِي الرِّقَابِ وَالْغَارِمِينَ وَفِي سَبِيلِ اللَّهِ وَاِبْنِ السَّبِيلِ فَرِيضَةً مِنَ اللَّهِ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ (٦٠)
 “Sesungguhnya zakat-zakatitu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu’allaf yang dibujuk hatinya untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah; dan Allah Mengetahui lahi Maha Bijaksana.” (At-Taubah: 60).
خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ إِنَّ صَلاتَكَ سَكَنٌ لَهُمْ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ (١٠٣)
                        Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendoalah untuk mereka. Sesengguhnya doa kamu itu (menjadi) ketentuan jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (At-Taubah: 103).[3]
B.     Manfaat Sedekah
Sedekah ialah mengeluarkan harta demi mendekatkan diri kepada Allah. Sedekah merupakan benteng sekaligus penolak bala’ dan keburukan yang besar. Sedekah juga menolak kematian yang buruk (su’ul khatimah). Sedekah memiliki manfaat dan keutamaan yang sangat banyak. Di antara manfaat sedekah bagi individu ialah sebagai berikut.
1.      Mendahulukan apa yang dicintai Allah atas kecintaan pada harta.
2.      Sebagai bukti keimanan.
3.      Menumbuhkan akhlak yang baik dan amalutama yang saleh.
4.      Melemahkan rasa iri, dengki, dan marah.
5.      Sebagai obat. Dalam sebuah hadits disebutkan, “Obatilah orang sakit di antara kalian dengan sedekah.”
6.      Menyifati diri dengan sifat mulia.
7.      Menjadi sebab tertolaknya bala’ dan tertolaknya segala penyakit.
8.      Sebagai latihan berkorban dan berdema.
9.      Sebagai sebab untuk meraih kecintaan. Sebab, hati akan mencintai siapa                        saja yang berbuat baik kepadanya.

10.  Sebagai sarana meraih keberuntungan. Allah berfirman:
فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَاسْمَعُوا وَأَطِيعُوا وَأَنْفِقُوا خَيْرًا لأنْفُسِكُمْ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (١٦)
         “Dan barang siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya maka mereka adalah orang-orang yang neruntung.” (At-Taghabun: 16).
11.  Menolak kematian yang buruk. Dalam hadist disebutkan:
        “Sesungguhnya sedekah itu memadamkan murka Rabb dan menolak kematian yang buruk.” 
12.  Berada dalam naungan Allah pada hari kiamat.
13.  Memperoleh kedekatan dari rahmat Allah. Allah berfirman:
وَلا تُفْسِدُوا فِي الأرْضِ بَعْدَ إِصْلاحِهَا وَادْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا إِنَّ رَحْمَةَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِنَ الْمُحْسِنِينَ (٥٦)
             “Sesungguhnya rahmat Allah itu dekat dengan orang-orang yang berbuat baik. “(Al-A’raf: 56).
14.  Dijanjikan mendapat bantinya. Ini berdasarkan hadist:
        “Ya Allah berilah ganti kepada orang yang berinfak....”
15.  Allah akan melipatgandakan pahala amal orang yang bersedekah yaitu, satu kebaikan dilipatkan sepuluh sehingga 700 kali lipat sesuai kehendak Allah.
إِنَّ الْمُصَّدِّقِينَ وَالْمُصَّدِّقَاتِ وَأَقْرَضُوا اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا يُضَاعَفُ لَهُمْ وَلَهُمْ أَجْرٌ كَرِيمٌ (١٨)
        “Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah, baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipatgandakan (ganjarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak.” (At-Hadid: 18)
Adapun di antara manfaat sedekah yang kembali kepada masyarakat ialah sebagai berikut.
1.      Sedekah adalah solusi bagi permasalahan kemiskinan. Yaitu dengan mengumpulkan dan menyalurkan sedekah kepada orang-orang yang memerlukan.
2.      Menghilangkan timbulnya sikap dendam dari orang-orang pakir.
3.      Menghindarkan munculnya sikap dengki orang-orang pakir terhadap orang-orang kaya.
4.      Menjahukan masyarakat dari sifat kikir. Sebab, kebutuhan dan penderitaan dapat membawa orang pakir menempuh jalan yang tidak benar untuk mendapatkan harta. Nabi juga melarang kita berbuat kikir.
       “ jahuilah sikap kikir, itulah yang mencelakakan kaum sebelum kalian.” (HR Muslim).
5.      Menghindarkan kecemburuan sosial. Nabi menjelaskan bahwa umat terdahulu telah menempuhkan darah dan menghalangkan yang haram karena kepikiran orang-orang kaya diantara mereka kepada orang-orang pakir. Jadi, sedekah itu mencegah kriminalitas, perampasan, dan dendam. Nabi telah memperingatkan bahaya perilaku orang fakir, beliau bersabda,”sesungguhnya, ketika seseorang berutang, jika berbicar ia dusta dan jika berjanji ia menyelisihi.” (HR Bukhari dan Muslim).[4]

C.    Keutamaan-keutamaan Sedekah
     Harta benda kita adalah milik Allah. Dia mengamanahkannya kepada manusia untuk menguji mereka: dari mana mendapatkannya  dan bagai mana membelanjakannya. Nash-nash ialah menujukkan bahwa keutamaan dan pengaruh sedekah sanagat banyak sekali. Diantara keutamaan tersebut adalah sebagai berikut.
1.   Sedekah adalah perintah
Bersedekah dengan uang atau perbuatan adalah perintah Allah kepada kita semua. Hal ini dapat kita lihat dari dalili-dalil berikut ini. Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَنْفِقُوا مِمَّا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ يَوْمٌ لا بَيْعٌ فِيهِ وَلا خُلَّةٌ وَلا شَفَاعَةٌ وَالْكَافِرُونَ هُمُ الظَّالِمُونَ (٢٥٤)
Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian rezeki yang telah berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi persahabatan yang akrab dan tidak ada lagi syafa’at. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim.”(Al-Baqarah:254) 
إِنَّ رَبَّكَ يَعْلَمُ أَنَّكَ تَقُومُ أَدْنَى مِنْ ثُلُثَيِ اللَّيْلِ وَنِصْفَهُ وَثُلُثَهُ وَطَائِفَةٌ مِنَ الَّذِينَ مَعَكَ وَاللَّهُ يُقَدِّرُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ عَلِمَ أَنْ لَنْ تُحْصُوهُ فَتَابَ عَلَيْكُمْ فَاقْرَءُوا مَا تَيَسَّرَ مِنَ الْقُرْآنِ عَلِمَ أَنْ سَيَكُونُ مِنْكُمْ مَرْضَى وَآخَرُونَ يَضْرِبُونَ فِي الأرْضِ يَبْتَغُونَ مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَآخَرُونَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَاقْرَءُوا مَا تَيَسَّرَ مِنْهُ وَأَقِيمُوا الصَّلاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَأَقْرِضُوا اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا وَمَا تُقَدِّمُوا لأنْفُسِكُمْ مِنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِنْدَ اللَّهِ هُوَ خَيْرًا وَأَعْظَمَ أَجْرًا وَاسْتَغْفِرُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ (٢٠)

       “...dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan) nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha pengampun lagi Maha penyayang.”(Al-M uzzammil: 20).
Dalil tersebut memerintahkan setiap Muslim agar bersedekah, di samping menegaskan pula akan pentingnya sedekah dalam Islam.
2.      Allah menyuburkan sedekah
         Harta yang disedekahi akan menjadi subur dan berkembang. Tidak sebagaimana harta riba yang akan musnah dari tangan pemiliknya, hilang berkahnya, dan menyebabkan masuk neraka. Allah berfirman:
يَمْحَقُ اللَّهُ الرِّبَا وَيُرْبِي الصَّدَقَاتِ وَاللَّهُ لا يُحِبُّ كُلَّ كَفَّارٍ أَثِيمٍ (٢٧٦)
        “Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah.” (Al-Baqarah: 276)  
         Rasulullah bersabda,  “Barang siapa bersedekah senilai satu biji kurma yang berasal dari mata pencaharian yang baik, dan Allah tidak akan menerima kecuali yang baik, maka sesungguhnya Allah akan menerimanya dengan tangan kanan-Nya, kemudian dipelihara untuk pemiliknya sebagaimana seseorang di antara kalian memelihara anak kuda, sehingga sedekah itu menjadi besar seperti gunung.” (HR Bukhari).
       Nabi juga bersabda, “sesungguhnya, Allah akan mengembangkan sedekah kurma atau sepotong makanan dari seorang di antara kalian, sebagaimana seorang di antara kalian memelihara anak kuda atau untanya, sehingga sedekah tersebut menjadi besar seperti bukit Uhud.” (HR Ahmad).
3.      Memberi lebih baik daipada menerima
            Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah, demikian islam mengajarkan. Sudah selayaknya seorang Muslim berusaha untuk bisa memberi orang lain daripada menerima, apalagi meminta-minta. Bisa jadi sesuatu yang tidak bernilai di mata kita, sangat bernilai di mata orang lain. Bisa jadi nasi sisa yang ingin kita buang sangat berarti bagi janda tua yang hidup sendiri tanpa ada anak atau kerabat yang menanggung hidupnya. Karenanya,’ program untuk memberi sesama’ harus selalu kita aktifkan di dalam diri kita. Rasulullah bersabda, “Tangan di atas lebih baik dari pada tangan di bawah. Tangan di atas adalah yang memberi, dan tangan di bawah adalah yang menerima,” (HR Muslim).
       Sedekah adalah yang utama. Bahkan ketika amal manusia saling membanggakan diri, sedekah akan berkata, “Aku adalah amal kalian yang utama. Ini sebagaimana perkataan umar bin Khathab, “sesungguhnya, amal-amal itu saling membanggakan diri, maka sedekah pun berkata, Aku adalah amal kalian yang utama. “(HR Ibnu Kh uzaimah dan Al-Hakim)
4.      Sedekah adalah Obat.
            Sakit adalah ujian obat orang beriman. “Jika Allah menghendaki kebaikan pada seseorang,” Kata Rasulullah dalam Shahih Bukhari, “maka dia akan memberinya ujian. “kebaikan tersebut lahir dari sikap sabar dalam jiwa, tabah menghadapi musibah, dan menerima ketentuan Allah. Orang yang sakit bukanlah orang yang hina dihadapan Allah . bahkan sakit merupakan bentuk penghormatan dan kedekatan Allah kepadanya.
            Islam banyak memberikan kabar gembira bagi orang yang sakit. Di antaranya bahwa sakit dapat menghapus dosa. Sarana kembali kepada Allah, jalan masuk surga, dan sebagainya. Di samping itu, islam juga menganjurkan agar orang yang sakit berusaha untuk mengobati penyakitnya. Dan salah satu caranya ialah berobat sengan sedekah. Rasulullah bersabda, “Obatilah orang yang sakit di antara kalian dengan sedekah. “(HR Baihaqi).
         Hadits di atas menujukan bahwa sedekah adalah salah satu sarana untuk mendapatkan kesembuhan. Banyak hal nyata dalam hal ini. Di antaranya kisah yang terdapat dalam buku Hada’iqul Ma’ruf. Kisah tersebut saya sarikan secara bebas berikut ini.
         Sudah setahun lebih laki-laki tersebut sakit. Selama itu pula, istri dan anaknya yang berusia 14 tahun selalu mengujunginya. Keduanya memandangi sang bapak dengan penuh rasa iba dan belas kasih.
         Mereka senantiasa menggantikan pakaian, mengawasi keadaan, dan menanyakan kepada dokter tentang perkembangan dirinya. Namun, ia tak mengalami perkembangan apa-apa. Kondisinya tetap seperti semula. Ia tetap koma. Mereka hanya berharap kesembuhan kepada Allah.
         Meskipun keadaannya tetap separti itu, istri yang sabar dan anak yang mendekati balig itu tak pernah meninggalkan ruangan tersebut sebelum berdoa, kepada Allah untuk kesembuhannya. Usai berdoa, keduanya baru meninggalkan rumah sakit, dan pada sore harinya keduanya kembali lagi untuk menjenguknya. Demikianlah yang selalu mereka kerjakan. Mereka tetap sabar, dan tak pernah bosan.
         Melihat hal itu, para pasien, perawat, dan dokter merasa heran terhadap  dan anak tersebut yang terus-menerus menjenguk bapaknya yang dalam keadaan koma. Sungguh menakjubkan, ibu dan anak tersebut bisa istiqamah menjenguk laki-laki tersebut dua kali sehari tanpa pernah absen sekali pun. Padahal, si lelaki yang yang berselimut itu tak mengetahui apa pun yang terjadi di sekitarnya.
         Para dokter dan perawat yang ada menjelaskan kepada wanita tersebut bahwa tak ada manfaat menjenguk suaminya. Mereka menaruh ibah kepadanya, dan menganjurkan agar menjenguknya sekali saja dalam sepekan.
         Akan tetapi, wanita yang sangat penyayang itu hanya menjawab, “Allahul Musta’an, Allahul Musta’an,” Hanya Allah Zat yang diminta pertolongan. Hanya Allah Zat yang diminta pertolongan.”
         Pada suatu hari, sesaat sebelum istri dan si anak menjenguk lelaki tersebut, terjadi peristiwa menakjubkan dan menyentuh hati. Lelaki yang sedang sakit itu mulai bergerak-gerak di atas ranjangnya, dan membolak-balikan badannya ke kanan dan kiri.
         Tak berapa lama kemudian, laki-laki itu membuka kedua matanya dan melepas alat bantu oksigen dari dirinya, serta meluruskan posisi duduknya. Ia kemudian meminta perawat yang sedang berdiri keheranan agar melepas seluruh alat bantu medis. Akan tetapi, perawat tersebut menolaknya dan memanggil dokter yang juga dalam keadaan sangat bingung.
         Dokterpun segera melakukan pemeriksaan terhadap laki-laki itu. Ia mendapati bahwa kondisinya telah sehat dan sangat perima. Akhirnya, ia pun meminta agar seluruh alat-alat medis dilepas dan bekas-bekas alat yang ada di tubuhnya dibersihkan
         Ternyata, harapan yang diikrarkan oleh istri yang iklas tersebut terkabulkan. Melihat keajaiban tersebut, si istri dan anaknya tadi segera masuk menemui laki-laki yang mereka sayangi.
         Akhirnya, sang dokter tidak mampu menahan kesabarannya untukmengetahui rahasia dibalik keajaiban tersebut. Dokterpun bertanya kepada wanita tersebut. Dokter  pun bertanya kepada wanita tersebut, “Apakah sebelumnya anda sangat yakin, jika anda bisa memberikan manfaat kepadanya pada sesuatu hari nanti sehingga keadaannya bisa seperti ini?”
5.      Menghapus dosa dan kesalahan
         Tak ada manusia yang tak pernah berbuat salah. Meskipun ia sudah menghindarinya, namun khilaf itu akan selalu ada. Terkadang tanpa sadar lisan kita menyakiti hati orang lain. Terkadang sikap yang kiat anggap biasa membuat orang terbakar emosinya. Itulah sebab mengapa kita harus berlapang dada. Itulah sebab mengapa kita harus banyak beristigfar. Itulah sebab mengapa kita harus banyak minta maaf kepada sesama.
         Salah satunya cara untuk menghapuskan kesalahan ialah dengan bersedekah. Sebagaimana sabda Rasulullah, “Bersedekahlah kalian, meski hanya dengan sebiji kurma. Sebab, sedekah dapat memenuhi kebutuhan orang yang kelaparan, dan memadamkan kesalahan, sebagaimana air mampu memadamkan api. “(HR Tarmidzi).
         Beliau Saw juga pernah memberikan nasihat kepada para pedagang s=agar bersedekahkarena dosa dan setan menghadiri jual-beli mereka, “Wahai sekalian pedagang, seseungguhnya setan dan dosa menghadiri jual-beli kalian, maka sertailah jual beli kalian dengan sedekah, “(HR Tirmdzi)
6.      Penghalang dari neraka
         Aku, kata Aisyah, pernah didatangi seorang wanita miskin yang membawa dua anak perempuannya. Aku kemudian memberikannya kepadanya tiga butir kurma. Maka, ia pun memberikan kepada masing-masing anaknya satu kurma. Ia sendiri mengambil satu butir kurma untuk dimakannya. Tetapi, kurma tersebut diminta kembali oleh kedua anaknya. Maka, ia membelah kurma yang hendak dimakannya itu menjadi dua. Aku sempat dikejutkan oleh sikapnya itu. Kejadian itu kemudian aku ceritakan kepada Rasulullah Saw, maka beliau bersabda, “Sesungguhnya, Allah telah menetapkan surga baginya karena tindakannya itu, atau Dia bebaskan dirinya dari api neraka. “(HR Muslim).
         Subhanallah. Karena memberikan sebutir kurma yang hendak dimakan kepada anaknya, wanita tersebut berhak mendapatkan surga dan terbebas dari api neraka. Tetapi, banyak juga hal yang bisa menyelamatkan dari korban apinya. Salah satunya ialah dengan bersedekah, meskipun dengan separuh butir kurma. Sasulullah bersabda, “Buatlah penghalang dirimu dan api neraka walaupun hanya dengan separuh butir kurma.” (HR Ath-Thabrani).
7.      Bukti keimanan
         Iman itu tempatnya di hati dan menuntut adanya bukti. Bukti keimanan ialah dengan mengamalkan apa yang diyakini. Dan salah satu bukti tersebut adalah dengan bersedekah. Rasulullah bersabda, “Sedekah adalah bukti.” (HR Muslim).
         Sedekah, kata iman Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim, adalah bukti keimanan pelakunya. Sesungguhnya, orang munafik menolak keberadaan sedekah karena ia tidak menyakininya. Barang siapa yang bersabda, maka hal itu menujukan kebernaran imannya.
8.      Mendapatkan naungan di makhsyar
         Keadaan satu alam dengan alam yang satunya sungguh berbeda. Ketika seseorang berada di alam kandungan, kondisinya bergantung dengan keadaan ibunya. Saat sang ibu makan ia ikut kenyang, dan saat sang ibu kelelahan, ia tetap merasa nyaman.
         Begitu lahir, ia meninggalkan kenyamanan yang telah dinikmatinya kurang lebig 9 bulan 10 hari. Ia lahir tanpa membawa segala fasilitas yang digunakan selama masa kandungnya. Di dunia ia berjuang untuk melakukan segala ujian sampai datangnya kematian. Setelah itu, ia melanjutkan perjalanannya ke alam kubur hanya berbelang amal dan menunggu dibangkitkan setra dikumpulkan di makhsyar. Saat di makhsyar itulah, sedekah akan menjadi naungan bagi pelakunya. Rasulullah bersabda, “setiap orang akan berada di bawah naungan sedekahnya, hingga diputuskannya perkara-perkara di antara manusia.” (HR Ahmad). Dalam hadts lain, beliau Saw juga bersabda, “Naungan seorang mukmin pada hari kiamat adalah sedekahnaya.”(HR Ibnu Khuzaimah).
9.      Pintu kebaikan
         Sedekah adalah pintu kebaikan yang bisa dimasuki oleh semua orang. Bahkan seseorang tak akan sampai pada pintu tersebut sehingga ia menginfakan apa yang ia cintai. Hal ini tercermin dalam kish berikut ini.
         Abu Thalhah adalah seorang shahabat Nabi dari kalangan Anshar yang paling banyak memiliki pohin kurma. Harta yang paling ia cinta adalah Bairuha’ (nama kebunpohon kurmanya(. Kebun tersebut berada di depan masjid. Rasulullah pernah masuk ke dalamnya dan minum air bersih di dalamnya.
         Anas menuturkan, “Ketika surat Ali-Imran ayat 92 ini turun, “Kamu sekali-kali turu sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menfkahkan sebagaian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan sesungguhnya Allah mengetahuinya.” (Ali-Imran: 92)
         Abu Thalhah mendatangi Rasulullah Saw dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah berfirman:


لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّى تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ (٩٢)
        “kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagai harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.” (Ali-Imran: 92), maka harta yang kamu cintai, yakni Bairuha’ menjadi sedekah untuk Allah.
         Aku berkata ia akan menjadi kebaikan dan simpanan bagiku ai sisi Allah, dan tempatkanlah di mana Allah menujukkan kepadamu.’ Maka, Rasulullsh bersabda,’ Bagus! itulah harta yang menguntungkan! itulah harta yang menguntungkan! Aku telah mendengar kata-katamu, dan aku berpendapat hendaknya kamu berikan kepada sanak keluargamu!’ Abu Thalhah berkata,’ Aku akan melaksanakannya, wahai Rasulullah Saw.’ Maka Abu Thalhah pun membagikan sedekah tersebut kepada keluarga dan sanak saudaranya.” Demikianlah kisah yang terdapat dalam hadist riwayat Al- Bukhari.
10.  Pahala tidak henti
         Kematian yang datangnya pasti, tiba-tiba, dan gaib akan menghentikan seluruh aktivitas manusia. Amalnya berhenti seiring dengan berhentinya nafas. Namun ada pahala amalan dan kebaikan yang tidak berhenti karena tibanya ajal. Di antara amal yang pahalanya mengalir tiada henti setelah mati adalah sedekah pada saat sehat dan hidup di dunia.
         Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah, “pahala dan amal kebaikan yang bakal menghampiri seorang mukmin sepeninggalannya ialah ilmu yang ia amalkan dan sebarkan, anak saleh yang tinggalkan, mushaf yang ia tinggalkan , masjid yang ia bangun, rumah untuk orang yang dalam perjalananyang ia bangun, sungai yang ia alirkan, atau sedekah yang ia keluarkan dari hartanya di kala sehat dan hidupnya, maka ia akan menghampirinya sepeninggalanya.” (HR Ibnu Majah).
         Semoga kita termasuk orang yang selalu memperbanyak amal jariyah, yaitu amal yang pahalanya tetap mengalir setelah mati.
11.  Allah pasti mengganti
         Pada hakikatnya, harta yang kita sedekahkan itulah yang akan menjadi milik kita kelak di akhirat. Dalam hadits riwayat Tirmidzi dikisahkan bahwa ketika orang-orang menyembelih seekor kambing untuk disedekahkan, Nabi Saw bertanya, “bagai mana yang  masih tersisa?” Aisyah menjawab, “Tidak ada yang tersisa kecuali baunya,” Maka, beliau mesabda, “Semuanya utuh kecuali baunya.”
         Benar, harta yang kita sedekahkan tidak akan berkurang, ia akan bertambah barakahnya dan berlipat ganda pahalanya. Rasulullah bersabda, “Sedekah itu tidak akan mengurangi harta.” (HR Muslim).
         Jika seseorang menginfakan hartanya, maka Allah menggantinya, Rasulullah bersabda, “Berinfaklah wahai anak Adam, niscaya aku akan memberi infak kepadamu.” (HR Bukhari).
         Dalam hadits yang lain, Rasulullah bersabda, “Tiada hari yang dilewati oleh semua hamba kecuali pada pagi harinya ada dua malaikat terun,. Kemudian salah satu dari malaikat tersebut berkata, “Ya Allah, berilah ganti kepada orang yang berinfak,” sedangkan malaikat yang satunya lagi berucap,” Ya Allah binasakanlah harta orang yang kikir.” (HR Bukhari dan Muslim).
12.  Tidak mesti dengan materi
         Setiap Muslim, kata Rasulullah dalam hadits riwayat Al-Bukhari, wajib bersedekah. Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana kalau ia tidak mempunyai apa-apa?”
         Nabi menjawab, Hendaknya ia bekerja dengan tangannya, mengambil sebagian untuk dirinya, dan bersedekahlah dirinya.”
         Para sahabat bertanya, “Bagaimana jika ia tidak mampu atau tidak melakukannya?”
         Nabi menjawab, “Hendaklah ia membantu orang teraniaya yang membutuhkan pertolongan,”
         Para sahabat bertanya, “jika ia tidak melakukannya?”
         Nabi menjawab, “hendaklah ia memerintahkan yang makruf.”
Mereka bertanya, “jika ia tidak dapat melakukannya?”
         Beliau menjawab, “Hendaklah ia menjauhkan diri dari kejelekan karena yang demikian juga merupakan sedekah.”
         Dalam hadits yang lain, Rasulullah juga menjelaskan bahwa sedekah tidak mesti dengan materi. Beliau bersbda, “setiap persendian manusia mempunyai kewajiban bersedekah pada setiap hari ketika matahai terbit. Engkau berlaku adil antara dua orang adalah sedekah, engkau membantu seseorang dengan cara mengangkatnyanaik keatas kendaraannya atau engkau angkatkan barang-barang ke atas kendaraan adalah sedekah. Kata-kata yang baik adalah sedekah, setiap langkah menuju shalat adalah sedekah, dan menyingkirkan duri dari jalan adalah sedekah.” (HR B ukhari).
         Jika demikian, berarti sedekah memiliki beragam cara dan tidak mesti dengan harta. Tidak mesti dengan uang, tapi juga bisa dengan berlaku adil di antara dua orang.[5]



[1] Mu’is Fahrur Dikejar Rezeki Dari Sedekah PQS Design (Solo, april 2016). Hlm :13-17.
[2] Salsabila Raihana Sedekah Itu Indah Pustaka Rama (Yogyakarta, januari 2011) Hlm : 1-2
[3] Mu’is, Loc. Cit
[4] Ibid.
[5] Ibid., 12.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar